-ini aku copas-
Sebuah Surat Dari Masa Depan
Kepada Yth
Manusia
Aku hidup di tahun 2050. Aku berumur 50 tahun, tetapi kelihatan seperti sudah 85 tahun. Aku mengalami banyak masalah kesehatan, terutama masalah ginjal karena aku minum sangat sedikit air putih. Aku fikir aku tidak akan hidup lama lagi. Sekarang, aku adalah orang yang paling tua di lingkunganku, Aku teringat disaat aku berumur 5 tahun semua sangat berbeda, masih banyak pohon di hutan dan tanaman hijau di sekitar, setiap rumah punya halaman dan taman yang indah, dan aku sangat suka bermain air dan mandi sepuasnya. Sekarang, kami harus membersihkan diri hanya dengan handuk sekali pakai yang di basahi dengan minyak mineral. Sebelumnya, rambut yang indah adalah kebanggaan semua perempuan. Sekarang, kami harus mencukur habis rambut untuk membersihkan kepala tanpa menggunakan air. Sebelumnya, ayahku mencuci mobilnya dengan menyemprotkan air langsung dari keran ledeng. Sekarang, anak-anak tidak percaya bahwa dulunya air bisa digunakan untuk apa saja. Aku masih ingat seringkali ada pesan yang mengatakan: “JANGAN MEMBUANG BUANG AIR” Tapi tak seorangpun memperhatikan pesan tersebut. Orang beranggapan bahwa air tidak akan pernah habis karena persediaannya yang tidak terbatas. Sekarang, sungai, danau, bendungan dan air bawah tanah semuanya telah tercemar atau sama sekali kering. Pemandangan sekitar yang terlihat hanyalah gurun-gurun pasir yang tandus. Infeksi saluran pencernaan, kulit dan penyakit saluran kencing sekarang menjadi penyebab kematian nomor satu. Industri mengalami kelumpuhan, tingkat pengangguran mencapai angka yang sangat dramatik. Pekerja hanya dibayar dengan segelas air minum per harinya. Banyak orang menjarah air di tempat-tempat yang sepi. 80% makanan adalah makanan sintetis. Sebelumnya, rekomendasi umum untuk menjaga kesehatan adalah minum sedikitnya 8 gelas air putih setiap hari. Sekarang, aku hanya bisa minum setengah gelas air setiap hari. Sejak air menjadi barang langka, kami tidak mencuci baju, pakaian bekas pakai langsung dibuang, yang kemudian menambah banyaknya jumlah sampah. Kami menggunakan septic tank untuk buang air, seperti pada masa lampau, karena tidak ada air. Manusia di jaman kami kelihatan menyedihkan: tubuh sangat lemah; kulit pecah-pecah akibat dehidrasi; ada banyak koreng dan luka akibat banyak terpapar sinar matahari karena lapisan ozon dan atmosfir bumi semakin habis. Karena keringnya kulit, perempuan berusia 20 tahun kelihatan seperti telah berumur 40 tahun. Para ilmuwan telah melakukan berbagai investigasi dan penelitian, tetapi tidak menemukan jalan keluar. Manusia tidak bisa membuat air. Sedikitnya jumlah pepohonan dan tumbuhan hijau membuat ketersediaan oksigen sangat berkurang, yang membuat turunnya kemampuan intelegensi generasi mendatang. Morphology manusia mengalami perubahan… yang menghasilkan/melahirkan anak-anak dengan berbagai masalah defisiensi, mutasi, dan malformasi.
Pemerintah bahkan membuat pajak atas udara yang kami hirup: 137 m3 per orang per hari. [31.102 galon] Bagi siapa yang tidak bisa membayar pajak ini akan dikeluarkan dari “kawasan ventilasi” yang dilengkapi dengan peralatan paru-paru mekanik raksasa bertenaga surya yang menyuplai oksigen. Udara yang tersedia di dalam “kawasan ventilasi” tidak berkulitas baik, tetapi setidaknya menyediakan oksigen untuk bernafas.Umur hidup manusia rata-rata adalah 35 tahun. Beberapa negara yang masih memiliki pulau bervegetasi mempunyai sumber air sendiri. Kawasan ini dijaga dengan ketat oleh pasukan bersenjata. Air menjadi barang yang sangat langka dan berharga, melebihi emas atau permata. Disini ditempatku tidak ada lagi pohon karena sangat jarang turun hujan. Kalaupun hujan, itu adalah hujan asam.Tidak dikenal lagi adanya musim. Perubahan iklim secara global terjadi di abad 20 akibat efek rumah kaca dan polusi. Kami sebelumnya telah diperingatkan bahwa sangat penting untuk menjaga kelestarian alam, tetapi tidak ada yang peduli. Pada saat anak perempuanku bertanya bagaimana keadaannya ketika aku masih muda dulu, aku menggambarkan bagaimana indahnya hutan dan alam sekitar yang masih hijau. Aku menceritakan bagaimana indahnya hujan, bunga, asyiknya bermain air, memancing di sungai, dan bisa minum air sebanyak yang kita mau. Aku menceritakan bagaimana sehatnya manusia pada masa itu. Dia bertanya: – Ayah ! Mengapa tidak ada air lagi sekarang ? Aku merasa seperti ada yang menyumbat tenggorokanku. .. Aku tidak dapat menghilangkan perasaan bersalah, karena aku berasal dari generasi yang menghancurkan alam dan lingkungan dengan tidak mengindahkan secara serius pesan-pesan pelestarian… dan banyak orang lain juga !. Aku berasal dari generasi yang sebenarnya bisa merubah keadaan, tetapi tidak ada seorangpun yang melakukan. Sekarang, anak dan keturunanku yang harus menerima akibatnya, Sejujurnya, dengan situasi ini kehidupan di planet bumi tidak akan lama lagi punah, karena kehancuran alam akibat ulah manusia sudah mencapai titik akhir. Aku berharap untuk bisa kembali ke masa lampau dan meyakinkan umat manusia untuk mengerti apa yang akan terjadi… Pada saat itu masih ada kemungkinan dan waktu bagi kita untuk melakukan upaya menyelamatkan planet bumi ini ! Tolong Kirim surat ini ke semua teman dan kenalan anda, walaupun hanya berupa pesan, kesadaran global dan aksi nyata akan pentingnya melestarikan air dan lingkungan harus dimulai dari setiap orang. Persoalan ini adalah serius dan sebagian sudah menjadi hal yang nyata dan terjadi di sekitar kita. Lakukan untuk anak dan keturunan mu kelak”
“AIR DAN BUMI UNTUK MASA DEPAN”
Regards, “TANAMLAH SEBANYAK-BANYAKNYA POHON DAN HEMATLAH AIR”
Jerry “UNTUK ANAK DAN CUCUMU KELAK DIMASA DEPAN”
Sekarang...
Ini adalah pilihanmu...
Untuk menjaga planet kita yang indah ini
atau
menjadi egois dan tidak menghiraukan kebutuhan generasi masa depan kita.
Diolah Dari Berbagai Sumber
Jumat, 30 Desember 2011
Karena Kita Satu
Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertanah air yang satu, tanah air Indonesia
Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia
Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa indonesia
83 tahun yang lalu
Kata-kata itu
Bukanlah sekedar kata sumpah yang terucap
Tapi jutaan tetes peluh dan tumpahan darah
Bukan sekedar ucapan dengan tata karma dan etika
Tapi singsingan lengan dan kontak senjata
Bahasa menunjukan bangsa
Bahasa menunjukan budaya
Bahasa adalah harga diri bangsa
Tapi …
Lihatlah disekeliling kita,
Ketika bahasa yang kita junjung sebagai bahasa persatuan
Diinjak-injak, dicaci, dihina
Lihatlah sekeliling kita,
Dimana bangsa ini, tanah air ini penuh dengan isakan kesengsaraan
Ketika banyak dari kita harus mati tanpa ada salah
Saat pertikaian memecah kita semua..
Wahai pemuda bangsa ini,
Bangsa ini adalah kita semua,
Bukan aku, kamu atau mereka
Wahai putra bangsa yang tak sadar akan arti sumpah pemuda
Kita semua adalah pemuda penerus bangsa
Hentikan ke AKUanmu, karna bangsa ini adalah kita
Serukan pada dunia
KITA CINTA INDONESIA,
Tanah air kita, bangsa kita, bahasa kita dan tumpah darah kita.
*ini puisi dibuat buat lomba di sekolah, nggak menang sih, tapi punya kesan tersendiri*
Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia
Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa indonesia
83 tahun yang lalu
Kata-kata itu
Bukanlah sekedar kata sumpah yang terucap
Tapi jutaan tetes peluh dan tumpahan darah
Bukan sekedar ucapan dengan tata karma dan etika
Tapi singsingan lengan dan kontak senjata
Bahasa menunjukan bangsa
Bahasa menunjukan budaya
Bahasa adalah harga diri bangsa
Tapi …
Lihatlah disekeliling kita,
Ketika bahasa yang kita junjung sebagai bahasa persatuan
Diinjak-injak, dicaci, dihina
Lihatlah sekeliling kita,
Dimana bangsa ini, tanah air ini penuh dengan isakan kesengsaraan
Ketika banyak dari kita harus mati tanpa ada salah
Saat pertikaian memecah kita semua..
Wahai pemuda bangsa ini,
Bangsa ini adalah kita semua,
Bukan aku, kamu atau mereka
Wahai putra bangsa yang tak sadar akan arti sumpah pemuda
Kita semua adalah pemuda penerus bangsa
Hentikan ke AKUanmu, karna bangsa ini adalah kita
Serukan pada dunia
KITA CINTA INDONESIA,
Tanah air kita, bangsa kita, bahasa kita dan tumpah darah kita.
*ini puisi dibuat buat lomba di sekolah, nggak menang sih, tapi punya kesan tersendiri*
"GUBRAKK!!"
“Ih gila panas banget hari ini,abis ini pelajarannya bikin tidur lagi,”suara hati ini menggema dalam sesosok tubuh mungil yang berjalan lunglai.
Terik matahari yang memanggang bumi dan isinya membuat siswi bernama Liana malas mengikuti pelajaran sebagaimana biasanya.“Siang-siang baca buku,dengerin guru njelasin kaya anak kecil didongengin,bikin ngantuk coy,”sang iblis hati mulai jadi provokator.
Yuph.. Liana adalah siswa kelas X di SMU Sakti (jangan berfikir kalau muridnya pada jago ilmu kanuragan and sakti-sakti,soalnya mereka juga manusia biasa - penulis) yang tergolong ngantukan kalau belajar disekolah selepas jam 12 siang. Meski ngantuk tapi Liana tetap bisa melahap pelajaran dari guru dengan baik.
Saat ini,ketika bel selesai istirahat kedua berdering, Liana sudah berada pada posisi ter-PeWe- untuknya. Dengan penuh kemalasan Liana menyiapkan buku untuk mengikuti pelajaran dari guru “X”(dibaca eks). Guru tersebut memulai pelajaran dengan sangat menyenangkan (bagi sebagian siswa).Sebenarnya Liana juga senang diajar guru itu namun, bukan Liana kalau gak ngantuk.
Jarum jam yang saling jelalatan pada angka-angka di jam lama-lama membuat Liana terlarut pada rasa kantuk yang makin tak tertahan. Ia makin larut dalam kantuk dan bersaha menghilangkan kantuknya dengan ngerumpi bareng sahabat-sahabatnya (biasa hobi cewek, tabu kalau gak dilakuin).
“ Gila tugas minggu ini banyak banget,” Tiwie (sahabat Liana) membuka rumpiannya. “ Eeh, emang iya ya?? Aku malah belum mikir. Tau gak sich aku ngantuk banget?!” jawab Liana. “ Yee, itu sich udah kelihatan dari mukamu yang kusut kaya bahan kiloan, liat nih daftar tugas sampe satu halaman” Kata Tiwie menanggapi. “ Tau’ ah, udah aku kerjain sebagian kok. Cara biar gak ngantuk gimana ya?”
Tak ada jawaban. Semua diam dan membisu hanya terdengar suara pengumuman yang nyaring terdengar. Liana makin masuk dalam alam kantuknya,semakin dallam dan semakin dalam. Pengumuman yang dibacakan lewat pengeras suara itu bagai Rommy Rafael yang sedang menghipnotis, semakin ia bersuara maka semakin terbawa Liana ke alam kantuk.
Tiba – tiba..... “ Coba mbak, kalau ngantuk cuci muka dulu,” sang guru yang tiba – tiba menegur jelas membuat Liana kaget.”Gubrak!!!,mesti jawab apa aku?”hati Liana tertimpa musibah kebingungan. Entah jin mana yang merasuki Liana, dengan muka aneh Liana menjawab “ Saya bukan ngantuk, cuma lagi bingung aja,”jawab Liana secara kilat. “ Kenapa bingung?” sang guru balik nanya. “ Banyak tugas, jadi saya bingung,” jin yang merasuki Liana makin bertingkah (he..he..)“ Itu ada waaktunya sendiri untuk dipikirkan, sekarang fokuslah pada apa yang saya ajarkan,” sang guru berpetuah.
Selesai sang guru berpetuah Liana celilian karena tidak sadar dengan apa yang ia katakan karena ia hanya berfikir kilat untuk menjawabnya.Yang terlintas dibenak Liana saat itu adalah bagaimana caranya agar tidak ngantuk lagi tanpa cuci muka. Karena jika ia harus cuci muka, selain malu ia juga harus membuang tenaga untuk cuci muka ke kamar mandi,padahal ia sedang menghemat tenaga. Teman-temannya yang heran dengan jawaban Liana tertawa menanggapi kejadian ini. Melihat teman-temannya tertawa Liana akhirnya ikut tertawa yang membuat kantuknya hilang dan ia kembali fresh untuk belajar lagi. Sejak saat itulah Liana berusaha menghilangkan kebiasaan buruk “mengantuknya”.
(Cerita ini hanya fiktif belaka jika terdapaat kesamaan cerita pada dunia nyata adalah suatu kesengajaan. Dan ingat,tertawa dapat menghilangkan kantuk dan menambah semangat belajar!!)
Terik matahari yang memanggang bumi dan isinya membuat siswi bernama Liana malas mengikuti pelajaran sebagaimana biasanya.“Siang-siang baca buku,dengerin guru njelasin kaya anak kecil didongengin,bikin ngantuk coy,”sang iblis hati mulai jadi provokator.
Yuph.. Liana adalah siswa kelas X di SMU Sakti (jangan berfikir kalau muridnya pada jago ilmu kanuragan and sakti-sakti,soalnya mereka juga manusia biasa - penulis) yang tergolong ngantukan kalau belajar disekolah selepas jam 12 siang. Meski ngantuk tapi Liana tetap bisa melahap pelajaran dari guru dengan baik.
Saat ini,ketika bel selesai istirahat kedua berdering, Liana sudah berada pada posisi ter-PeWe- untuknya. Dengan penuh kemalasan Liana menyiapkan buku untuk mengikuti pelajaran dari guru “X”(dibaca eks). Guru tersebut memulai pelajaran dengan sangat menyenangkan (bagi sebagian siswa).Sebenarnya Liana juga senang diajar guru itu namun, bukan Liana kalau gak ngantuk.
Jarum jam yang saling jelalatan pada angka-angka di jam lama-lama membuat Liana terlarut pada rasa kantuk yang makin tak tertahan. Ia makin larut dalam kantuk dan bersaha menghilangkan kantuknya dengan ngerumpi bareng sahabat-sahabatnya (biasa hobi cewek, tabu kalau gak dilakuin).
“ Gila tugas minggu ini banyak banget,” Tiwie (sahabat Liana) membuka rumpiannya. “ Eeh, emang iya ya?? Aku malah belum mikir. Tau gak sich aku ngantuk banget?!” jawab Liana. “ Yee, itu sich udah kelihatan dari mukamu yang kusut kaya bahan kiloan, liat nih daftar tugas sampe satu halaman” Kata Tiwie menanggapi. “ Tau’ ah, udah aku kerjain sebagian kok. Cara biar gak ngantuk gimana ya?”
Tak ada jawaban. Semua diam dan membisu hanya terdengar suara pengumuman yang nyaring terdengar. Liana makin masuk dalam alam kantuknya,semakin dallam dan semakin dalam. Pengumuman yang dibacakan lewat pengeras suara itu bagai Rommy Rafael yang sedang menghipnotis, semakin ia bersuara maka semakin terbawa Liana ke alam kantuk.
Tiba – tiba..... “ Coba mbak, kalau ngantuk cuci muka dulu,” sang guru yang tiba – tiba menegur jelas membuat Liana kaget.”Gubrak!!!,mesti jawab apa aku?”hati Liana tertimpa musibah kebingungan. Entah jin mana yang merasuki Liana, dengan muka aneh Liana menjawab “ Saya bukan ngantuk, cuma lagi bingung aja,”jawab Liana secara kilat. “ Kenapa bingung?” sang guru balik nanya. “ Banyak tugas, jadi saya bingung,” jin yang merasuki Liana makin bertingkah (he..he..)“ Itu ada waaktunya sendiri untuk dipikirkan, sekarang fokuslah pada apa yang saya ajarkan,” sang guru berpetuah.
Selesai sang guru berpetuah Liana celilian karena tidak sadar dengan apa yang ia katakan karena ia hanya berfikir kilat untuk menjawabnya.Yang terlintas dibenak Liana saat itu adalah bagaimana caranya agar tidak ngantuk lagi tanpa cuci muka. Karena jika ia harus cuci muka, selain malu ia juga harus membuang tenaga untuk cuci muka ke kamar mandi,padahal ia sedang menghemat tenaga. Teman-temannya yang heran dengan jawaban Liana tertawa menanggapi kejadian ini. Melihat teman-temannya tertawa Liana akhirnya ikut tertawa yang membuat kantuknya hilang dan ia kembali fresh untuk belajar lagi. Sejak saat itulah Liana berusaha menghilangkan kebiasaan buruk “mengantuknya”.
(Cerita ini hanya fiktif belaka jika terdapaat kesamaan cerita pada dunia nyata adalah suatu kesengajaan. Dan ingat,tertawa dapat menghilangkan kantuk dan menambah semangat belajar!!)
*numpang curhat*
Lapangan hijau itu sudah ramai oleh anak - anak yang telah berbaris rapi sesuai dengan kelas mereka masing - masing. Aku melangkah santai menuju papan pengumuman besar untuk memastikan berita yang aku dengar dari ayahku seminggu sebelumnya. Aku tersenyum menatap namaku terpampang disana,didaftar nama siswa akselerasi.
Aku melangkah menuju barisanku,berkenalan dengan teman - teman yang akan terus aku temui selama 2 tahun aku menimba ilmu, mendengarkan celoteh - celoteh mereka.
" Duh, pasti aku paling bodo deh disini!" itu adalah celotehan Ameilia,dari awal aku berada dibarisan ini,entah sudah berapa kali dia terus mengatakan itu.
Anak - anak ini menyenangkan,itu kesimpulan yang aku dapat setelah banyak berbicara dengan mereka.
Kemudian, kami dipandu oleh anggota OSIS (namanya Kak Pandu) menuju ruang 15 untuk diberi penjelasan tentang MOS tahun ini. Diruang ini juga kemudian Dhuha dipilih menjadi ketua kelas dan Amei sebagai wakilnya. Tugas MOS pertama adalah mencatat data diri anak - anak sekelas. Akhirnya setiap anak dikomandoi oleh Amei mencatat data diri mereka,kemudian difotocopy (pake duit Amei).
***
Ngga banyak hal yang bisa aku inget selama MOS 3 hari. Aku cuma inget aku telat dihari pertama MOS (seterusnya ngga telat lagi), dimarahin KOMDIS, telat ngumpulin hukuman sehari setelahnya, nguber - uber anak - anak OSIS buat minta tanda tangan (Kak Pandu ngasih tanda tangan tanpa syarat buat anak - anak sekelas), kalo jam makan selesai, anak-anak sekelas ribut buat ngumpetin sisa makanan makanan mereka (soale makanan harus habis,padahal waktu makan sebentar bgt,dan kelas kita jauh dari bangsal), pas makan dibangsal kalo mau minum harus angkat tangan dan nunggu temen - temen sebangsal angkat tangan juga, dan yang paling aku inget adalah aku disuruh bikin surat cinta (saking bingunge mau dikasih kesiapa akhirnya aku kasih ke kak Anggit (pacarnya sohibku)) dan bahasa disuratnya ancuuur banget. Hahahaha (inget kejadian - kejadiannya jd ngakak sendiri).
***
Selesai MOS anak - anak baru diajak Bakti Sosial ke Tumiyang (sebuah desa di Kecamatan Pekuncen *kalo nggak salah sih*) yang buat sampai kesana itu jalannya ajaib - ajaib,mana kesananya pakai truk pula. Tapi buat anak perempuan kelasku,kita ngga perlu ribet sama perlengkapan kemah, soalnya semuanya udah dimobilnya Amei (kok Amei lagi sih? #ngga papa deh).
Sampai di Tumiyang kami disuruh mendirikan tenda (tendanya pinjem tenda pramuka sekolah ayahku). Dasarnya emang kita ngga ada yang bisa (nancepin patok aja lama banget) jadi buat bikin tenda papanya Amei deh yang turun tangan *makasih banyak Om Gatot*. Kegiatan yang kita lakuin disini banyak banget (aku ngga inget banget),mulai dari lomba masak,lomba kebersihan tenda (tendaku yang jadi juara),bagi - bagi sembako,trus api unggun,deelel. Hmm,yang aku inget banget, kita ngga jadi tidur ditenda gara - gara ujan deres, aku sama Amei tepar pas api unggun, tidur di UKS dadakan yang baunya aneh banget (bau obat), kelasku kalah pas lomba tarik tambang *iyalah orang personilnya yang asli aja kurang jadi kak pandu yang baik hati ikutan,dan banyak hal yang susah buat dicritain. Tiga hari di Tumiyang, akhirnya kita pulang.
***
Entah karena apa, aku, Amei, Rara, dan Ami jadi deket (mungkin karna sama - sama gila) yang jelas mereka itu sahabat terkoplak yang aku punya,makasih buat persahabatan ini.
Setelah rangkaian kegiatan "Penyambutan Murid Baru", akhirnya kita mulai pada kegiatan pokok sebagai pelajar. Awalnya aku kaget dengan pembelajaran yang diberikan (cepet banget ngajarnya) tapi akhirnya kita semua terbiasa (semoga bener). Selanjutnya keseharian kita disini adalah belajar,ngerjain tugas (nyontek peer kalo pagi), dan gila - gilaan sekelas buat ngilangin stres. Kegiatan rutin yang kita lakuin hampir tiap bulan adalah ujian,entah itu UTS, UAS, ataupun UKK, pokoknya ujian kayanya udah jadi hobi.
Kita ngga pernah minta untuk dibedain dan ngga pernah ngerasa beda. Kita juga ngga pernah berniat menutup diri. Tapi kita sadar, dimanapun kita berada pasti ada aja yang ngga suka dengan kita, entah dari sisi kita yang mana. Selama aku disini (disekolah ini) aku ngerasa ngga nyaman tiap ngeliat tatepan - tatepan kakak kelas yang kadang natep kita peke pandangan sinis. Aku juga sebenernya ngga tahan denger hinaan dari kakak kelas (tapi tetep aja aku dan yang lain diem,daripada tambah masalah). Banyak hal lucu yang aku dapet selama disini, yang jelas kadang aku merasa tertekan dan buat ngilanginnya kadang aku ngelakuin hal - hal gila (ngga cuma aku). Hmm,jadi inget kata - katanya Pak Kepsek *Kepsek yang udah pindah* waktu pembagian LHBS deh. Kita ngga boleh disuruh ngerjain pekerjaan rumah (nyapu deelel) gara -gara Pak Kepsek sering liat kita ngelakuin hal - hal gila kalo istirahat, dan menurutnya kita terlalu tertekan dan stres sama pelajaran (emang bener sih,hehe). Sekarang aku dan yang lain ngga mau ambil pusing apapun yang dilakuin kakak kelas ataupun yang lain ke kita. Yang penting sekarang jalanin aja apa yang ada. Toh aku udah ngejalanin lebih dari setengahnya, berarti aku harus menyelesaikannya .
***
#ini cuma sepenggal cerita, maaf bila ada banyak salah kata
Aku melangkah menuju barisanku,berkenalan dengan teman - teman yang akan terus aku temui selama 2 tahun aku menimba ilmu, mendengarkan celoteh - celoteh mereka.
" Duh, pasti aku paling bodo deh disini!" itu adalah celotehan Ameilia,dari awal aku berada dibarisan ini,entah sudah berapa kali dia terus mengatakan itu.
Anak - anak ini menyenangkan,itu kesimpulan yang aku dapat setelah banyak berbicara dengan mereka.
Kemudian, kami dipandu oleh anggota OSIS (namanya Kak Pandu) menuju ruang 15 untuk diberi penjelasan tentang MOS tahun ini. Diruang ini juga kemudian Dhuha dipilih menjadi ketua kelas dan Amei sebagai wakilnya. Tugas MOS pertama adalah mencatat data diri anak - anak sekelas. Akhirnya setiap anak dikomandoi oleh Amei mencatat data diri mereka,kemudian difotocopy (pake duit Amei).
***
Ngga banyak hal yang bisa aku inget selama MOS 3 hari. Aku cuma inget aku telat dihari pertama MOS (seterusnya ngga telat lagi), dimarahin KOMDIS, telat ngumpulin hukuman sehari setelahnya, nguber - uber anak - anak OSIS buat minta tanda tangan (Kak Pandu ngasih tanda tangan tanpa syarat buat anak - anak sekelas), kalo jam makan selesai, anak-anak sekelas ribut buat ngumpetin sisa makanan makanan mereka (soale makanan harus habis,padahal waktu makan sebentar bgt,dan kelas kita jauh dari bangsal), pas makan dibangsal kalo mau minum harus angkat tangan dan nunggu temen - temen sebangsal angkat tangan juga, dan yang paling aku inget adalah aku disuruh bikin surat cinta (saking bingunge mau dikasih kesiapa akhirnya aku kasih ke kak Anggit (pacarnya sohibku)) dan bahasa disuratnya ancuuur banget. Hahahaha (inget kejadian - kejadiannya jd ngakak sendiri).
***
Selesai MOS anak - anak baru diajak Bakti Sosial ke Tumiyang (sebuah desa di Kecamatan Pekuncen *kalo nggak salah sih*) yang buat sampai kesana itu jalannya ajaib - ajaib,mana kesananya pakai truk pula. Tapi buat anak perempuan kelasku,kita ngga perlu ribet sama perlengkapan kemah, soalnya semuanya udah dimobilnya Amei (kok Amei lagi sih? #ngga papa deh).
Sampai di Tumiyang kami disuruh mendirikan tenda (tendanya pinjem tenda pramuka sekolah ayahku). Dasarnya emang kita ngga ada yang bisa (nancepin patok aja lama banget) jadi buat bikin tenda papanya Amei deh yang turun tangan *makasih banyak Om Gatot*. Kegiatan yang kita lakuin disini banyak banget (aku ngga inget banget),mulai dari lomba masak,lomba kebersihan tenda (tendaku yang jadi juara),bagi - bagi sembako,trus api unggun,deelel. Hmm,yang aku inget banget, kita ngga jadi tidur ditenda gara - gara ujan deres, aku sama Amei tepar pas api unggun, tidur di UKS dadakan yang baunya aneh banget (bau obat), kelasku kalah pas lomba tarik tambang *iyalah orang personilnya yang asli aja kurang jadi kak pandu yang baik hati ikutan,dan banyak hal yang susah buat dicritain. Tiga hari di Tumiyang, akhirnya kita pulang.
***
Entah karena apa, aku, Amei, Rara, dan Ami jadi deket (mungkin karna sama - sama gila) yang jelas mereka itu sahabat terkoplak yang aku punya,makasih buat persahabatan ini.
Setelah rangkaian kegiatan "Penyambutan Murid Baru", akhirnya kita mulai pada kegiatan pokok sebagai pelajar. Awalnya aku kaget dengan pembelajaran yang diberikan (cepet banget ngajarnya) tapi akhirnya kita semua terbiasa (semoga bener). Selanjutnya keseharian kita disini adalah belajar,ngerjain tugas (nyontek peer kalo pagi), dan gila - gilaan sekelas buat ngilangin stres. Kegiatan rutin yang kita lakuin hampir tiap bulan adalah ujian,entah itu UTS, UAS, ataupun UKK, pokoknya ujian kayanya udah jadi hobi.
Kita ngga pernah minta untuk dibedain dan ngga pernah ngerasa beda. Kita juga ngga pernah berniat menutup diri. Tapi kita sadar, dimanapun kita berada pasti ada aja yang ngga suka dengan kita, entah dari sisi kita yang mana. Selama aku disini (disekolah ini) aku ngerasa ngga nyaman tiap ngeliat tatepan - tatepan kakak kelas yang kadang natep kita peke pandangan sinis. Aku juga sebenernya ngga tahan denger hinaan dari kakak kelas (tapi tetep aja aku dan yang lain diem,daripada tambah masalah). Banyak hal lucu yang aku dapet selama disini, yang jelas kadang aku merasa tertekan dan buat ngilanginnya kadang aku ngelakuin hal - hal gila (ngga cuma aku). Hmm,jadi inget kata - katanya Pak Kepsek *Kepsek yang udah pindah* waktu pembagian LHBS deh. Kita ngga boleh disuruh ngerjain pekerjaan rumah (nyapu deelel) gara -gara Pak Kepsek sering liat kita ngelakuin hal - hal gila kalo istirahat, dan menurutnya kita terlalu tertekan dan stres sama pelajaran (emang bener sih,hehe). Sekarang aku dan yang lain ngga mau ambil pusing apapun yang dilakuin kakak kelas ataupun yang lain ke kita. Yang penting sekarang jalanin aja apa yang ada. Toh aku udah ngejalanin lebih dari setengahnya, berarti aku harus menyelesaikannya .
***
#ini cuma sepenggal cerita, maaf bila ada banyak salah kata
Dandelion dan Edelweis
Kawan, apa kalian tahu bunga dandelion dan edelweis? Ya. Mereka memang jenis bunga liar. Tumbuh bebas, tak terurus. Tapi merekalah yang aku jadikan contoh untuk mebuat aku terus semangat dan terus berjuang untuk hidup.
Aku ingin seperti mereka. Seperti edelweis yang selalu abadi meski ia telah dipetik. Seperti dandelion yang kuat, yang tetap bertahan hidup meski ia di injak, meski ia tumbuh ditempat yang gersang. Mungkin bagi banyak orang mereka bukanlah bunga yang menarik. Tumbuh diantara rerumputan liar, di celah antar batu-batu,tanpa mahkota indah yang bisa menarik kumbang untuk hinggap. Namun bagikku mereka adalah inspirasi. Bunga-bunga itu menginspirasiku agar kuat dan tegar dalam menjalani hidup. Mungkin bentuknya tak semenarik mawar ataupun anggrek, dan tak seharum melati tapi mereka adalah bunga yang penuh ketegaran dan keabadian. Sungguh, aku ingin seperti mereka.
Kawan, namaku Dinda. Aku gadis biasa berusia 16 tahun. Sama seperti gadis lain, saat ini aku juga sedang mengeyam pendidikan SMA. Namun, aku adalah sosok yang luar biasa aktif, sangat amat tak bisa diam. Aku juga tumbuh dalam keluarga yang sangat hangat, yang sangat aku sayangi. Ayah, bunda dan adikku. Merekalah orang-orang yang sangat aku cinta.
Aku menjalani masa-masa remajaku secara biasa sekalipun kondisiku tak biasa. Ya Allah mengujiku lewat penyakit yang bersemayam ditubuh ini. Beberapa bulan belakangan, aku sering merasa pusing teramat sangat. Bahkan tak jarang aku jatuh pingsan. Selain itu, aku juga jadi sering mimisan. Hingga dua bulan lalu, karena kondisiku makin buruk, ayah dan bunda mengajakku melakukan tes darah disebuah Rumah Sakit dikotaku. Awalnya aku bersikeras tak mau pergi, aku merasa aku baik-baik saja, paling aku hanya terlalu letih dengan kegiatan sekolah yang padat dan tugas yang sangat amat menyita waktu dan tenagaku. Selain itu, aku tidak menyukai rumah sakit. Itu tempat paling mengerikan bagiku. Tempat dengan bau obat yang menusuk, jeritan kesakitan para pasien, bau anyir darah dan sebenarnya aku takut jarum suntik. Tapi, akhirnya aku berangkat kesana juga dengan penuh paksaan. Setelah dipikir-pikir tak ada salahnya cek darah.
Sampai dirumah sakit, aku menutup hidung rapat-rapat. Aku tak mau muntah ditempat itu meskipun bau menyengat obat-obatan membuatku mual. Beruntung ayah telah membuat janji dengan dokter yang akan mengecek aku jadi, aku tak perlu berlama-lama menunggu. Akupun masuk keruang periksa itu.
“ Kelas berapa dek?” Tanya Dokter yang setelah aku tanya bernama Edelweis, padaku. Sungguh, aku sempat bengong melihatnya. Itu nama salah satu bunga yang aku suka.
“ Kelas 2 SMA dok. Hmm, nama dokter bagus. Aku suka bunga edelweis juga dandelion. Mereka bunga yang hebat. Dan nama Edelweis cocok untuk seorang dokter baik hati yang cantik,”
“ Terima kasih sayang, aku juga suka edelweiss dan dandelion. Kau juga cantik, secantik dandelion,”
Kata-katanya membuatku melambung sesaat sebelum akhirnya aku berteriak.
“Aaaaaaaaaaaaaaaaa ngaaaaaaak mauuuu!!!,” Aku berteriak sekencang mungkin.
“ Kenapa sayang? Ngga sakit kok, cuma kaya digigit semut,”
Oh Ya Allah, tak usah hingga jarum ini tertusuk menembus kulitku, melihatnya saja aku sudah lemas.
“ Lagian apanya yang kaya digigit semut sih? Berasa diterkam harimau bener,” Batinku.
Akhirnya dengan segala keberanian, aku biarkan jarum itu menusuk kulitku, menyedot sedikit darahku untuk diteliti, lalu ditarik perlahan dari kulitku. Lalu setelah perjuangan itu, akan membekas rasa “cekot-cekot” pada bekas suntikan dilenganku. Kali ini demi mengetahui kondisiku yang sebenarnya.
***
Kawan, aku tak tahu harus bagaimana. Seminggu kemudian hasil tes keluar. Hari itu juga rumahku dibanjiri tangis bunda. Dari hasil itu, aku dinyatakan mengidap KANKER DARAH STADIUM 4. Ya Allah, ini ujian darimu. Aku yakin kau memberi yang terbaik untukku. Aku yakin ada yang ingin kau sampaikan lewat cobaan ini untukku. Aku menerimanya dengan ikhlas Ya Allah.
Aku berusaha untuk terus kuat dan tegar seperti dandelion. Aku ingin bahagia dan tawaku ini abadi seperti edelweis. Ya Allah, beri aku kekuatan. Beri aku ketegaran. Jangan biarkan sedih dan pilu menyelimuti keluargaku. Aku ingin sakitku ini tak menjadi beban bagi semua orang disekitarku. Aku ingin tetap melihat senyum ayah dan bunda, tetap bisa melihat gelak tawa adikku. Aku ingin, diumurku yang mungkin tak akan lama lagi.
***
Pagi ini, saat sahur aku melihat mata bunda sembab. Sepertinya ia menangis lagi semalam.
“ Bunda abis nangis ya? Kok matanya sembab banget gitu” Tanyaku.
“ Enggak kok, kurang tidur aja. Gimana tidur kamu tadi malam? Nyenyak?”
Aku tahu bunda berbohong dan bunda sedang berusaha mengalihkan pembicaraan.
“ Bunda nggak usah bohong deh. Bunda abis nangis lagi kan? Nangisin apa? Nangisin nasib Dinda lagi? Bun, udah dong, ini udah takdir, Dinda ikhlas kok nerimanya, bunda nggak usah nangis, Dinda nggak suka, Dinda mau bunda tertawa buat Dinda, Dinda ngga mau liat bunda sedih, itu sama aja bikin Dinda patah semangat,”
Tangis bunda justru menjadi. Bunda memeluku haru. Adikku yang baru bangun juga langsung menghambur memeluku.
“ Bunda nggak mau kehilangan kamu, bunda sayang sama kamu, sangat sayang,”
“ Kakak harus kuat, kakak harus sembuh, aku mau kaya kakak, pinter, baik, sabar dan solehah,”
“ Aku juga sayang kalian semua, sangat sayang, aku nggak akan kemana-mana, aku akan terus berada disini bersama kalian. Aku akan abadi seperti edelweis dan akan kuat seperti dandelion. Aku akan terus semangat. Aku mau terus melihat tawa kalian, terus merasakan kasih dari kalian,”
Jujur, aku merasa beban ini terlalu berat. Terlalu tiba-tiba. Tapi, aku yakin aku pasti bisa melewatinya.
“ Ya Allah, aku tahu ini takdir yang harus aku jalani, aku terima semua ini dengan ikhlas, maka mudahkanlah semua ini, biarlah aku yang menderita, aku tak mau ada kesedihan pada diri orang-orang yang aku sayang,” Aku berdoa dalam hati.
Aku merasa beruntung dengan apa yang Allah beri padaku. Penyakit ini sungguh tak seberapa sakit, bahkan nyaris tak terasa. Allah mendengar doaku, ia memudahkan segalanya. Ia membuatku sekuat dandelion dan membuatku merasakan kebahagian abadi seabadi edelweis. Ia Maha Adil, dibalik cobaan ini, ia karuniakan banyak hal indah padaku. Bagiku, apa yang aku dapat didunia ini sudah cukup. Sekarang aku hanya harus membahagiakan orang-orang yang aku sayangi selagi aku masih bisa.
“ Ya Allah, aku siap kembali dalam rengkuhan-Mu kapanpun itu. Tapi izinkan aku mengukir kebahagian pada diri mereka yang aku sayang sebelum aku pergi. Izinkan aku menjadi abadi dihati mereka seperti keabadian edelweis dan kuatkan selalu mereka, seperti Engkau menguatkan dandelion. Bagiku, apa yang Engkau beri untukku didunia sudah lebih dari cukup,”
***
Aku ingin seperti mereka. Seperti edelweis yang selalu abadi meski ia telah dipetik. Seperti dandelion yang kuat, yang tetap bertahan hidup meski ia di injak, meski ia tumbuh ditempat yang gersang. Mungkin bagi banyak orang mereka bukanlah bunga yang menarik. Tumbuh diantara rerumputan liar, di celah antar batu-batu,tanpa mahkota indah yang bisa menarik kumbang untuk hinggap. Namun bagikku mereka adalah inspirasi. Bunga-bunga itu menginspirasiku agar kuat dan tegar dalam menjalani hidup. Mungkin bentuknya tak semenarik mawar ataupun anggrek, dan tak seharum melati tapi mereka adalah bunga yang penuh ketegaran dan keabadian. Sungguh, aku ingin seperti mereka.
Kawan, namaku Dinda. Aku gadis biasa berusia 16 tahun. Sama seperti gadis lain, saat ini aku juga sedang mengeyam pendidikan SMA. Namun, aku adalah sosok yang luar biasa aktif, sangat amat tak bisa diam. Aku juga tumbuh dalam keluarga yang sangat hangat, yang sangat aku sayangi. Ayah, bunda dan adikku. Merekalah orang-orang yang sangat aku cinta.
Aku menjalani masa-masa remajaku secara biasa sekalipun kondisiku tak biasa. Ya Allah mengujiku lewat penyakit yang bersemayam ditubuh ini. Beberapa bulan belakangan, aku sering merasa pusing teramat sangat. Bahkan tak jarang aku jatuh pingsan. Selain itu, aku juga jadi sering mimisan. Hingga dua bulan lalu, karena kondisiku makin buruk, ayah dan bunda mengajakku melakukan tes darah disebuah Rumah Sakit dikotaku. Awalnya aku bersikeras tak mau pergi, aku merasa aku baik-baik saja, paling aku hanya terlalu letih dengan kegiatan sekolah yang padat dan tugas yang sangat amat menyita waktu dan tenagaku. Selain itu, aku tidak menyukai rumah sakit. Itu tempat paling mengerikan bagiku. Tempat dengan bau obat yang menusuk, jeritan kesakitan para pasien, bau anyir darah dan sebenarnya aku takut jarum suntik. Tapi, akhirnya aku berangkat kesana juga dengan penuh paksaan. Setelah dipikir-pikir tak ada salahnya cek darah.
Sampai dirumah sakit, aku menutup hidung rapat-rapat. Aku tak mau muntah ditempat itu meskipun bau menyengat obat-obatan membuatku mual. Beruntung ayah telah membuat janji dengan dokter yang akan mengecek aku jadi, aku tak perlu berlama-lama menunggu. Akupun masuk keruang periksa itu.
“ Kelas berapa dek?” Tanya Dokter yang setelah aku tanya bernama Edelweis, padaku. Sungguh, aku sempat bengong melihatnya. Itu nama salah satu bunga yang aku suka.
“ Kelas 2 SMA dok. Hmm, nama dokter bagus. Aku suka bunga edelweis juga dandelion. Mereka bunga yang hebat. Dan nama Edelweis cocok untuk seorang dokter baik hati yang cantik,”
“ Terima kasih sayang, aku juga suka edelweiss dan dandelion. Kau juga cantik, secantik dandelion,”
Kata-katanya membuatku melambung sesaat sebelum akhirnya aku berteriak.
“Aaaaaaaaaaaaaaaaa ngaaaaaaak mauuuu!!!,” Aku berteriak sekencang mungkin.
“ Kenapa sayang? Ngga sakit kok, cuma kaya digigit semut,”
Oh Ya Allah, tak usah hingga jarum ini tertusuk menembus kulitku, melihatnya saja aku sudah lemas.
“ Lagian apanya yang kaya digigit semut sih? Berasa diterkam harimau bener,” Batinku.
Akhirnya dengan segala keberanian, aku biarkan jarum itu menusuk kulitku, menyedot sedikit darahku untuk diteliti, lalu ditarik perlahan dari kulitku. Lalu setelah perjuangan itu, akan membekas rasa “cekot-cekot” pada bekas suntikan dilenganku. Kali ini demi mengetahui kondisiku yang sebenarnya.
***
Kawan, aku tak tahu harus bagaimana. Seminggu kemudian hasil tes keluar. Hari itu juga rumahku dibanjiri tangis bunda. Dari hasil itu, aku dinyatakan mengidap KANKER DARAH STADIUM 4. Ya Allah, ini ujian darimu. Aku yakin kau memberi yang terbaik untukku. Aku yakin ada yang ingin kau sampaikan lewat cobaan ini untukku. Aku menerimanya dengan ikhlas Ya Allah.
Aku berusaha untuk terus kuat dan tegar seperti dandelion. Aku ingin bahagia dan tawaku ini abadi seperti edelweis. Ya Allah, beri aku kekuatan. Beri aku ketegaran. Jangan biarkan sedih dan pilu menyelimuti keluargaku. Aku ingin sakitku ini tak menjadi beban bagi semua orang disekitarku. Aku ingin tetap melihat senyum ayah dan bunda, tetap bisa melihat gelak tawa adikku. Aku ingin, diumurku yang mungkin tak akan lama lagi.
***
Pagi ini, saat sahur aku melihat mata bunda sembab. Sepertinya ia menangis lagi semalam.
“ Bunda abis nangis ya? Kok matanya sembab banget gitu” Tanyaku.
“ Enggak kok, kurang tidur aja. Gimana tidur kamu tadi malam? Nyenyak?”
Aku tahu bunda berbohong dan bunda sedang berusaha mengalihkan pembicaraan.
“ Bunda nggak usah bohong deh. Bunda abis nangis lagi kan? Nangisin apa? Nangisin nasib Dinda lagi? Bun, udah dong, ini udah takdir, Dinda ikhlas kok nerimanya, bunda nggak usah nangis, Dinda nggak suka, Dinda mau bunda tertawa buat Dinda, Dinda ngga mau liat bunda sedih, itu sama aja bikin Dinda patah semangat,”
Tangis bunda justru menjadi. Bunda memeluku haru. Adikku yang baru bangun juga langsung menghambur memeluku.
“ Bunda nggak mau kehilangan kamu, bunda sayang sama kamu, sangat sayang,”
“ Kakak harus kuat, kakak harus sembuh, aku mau kaya kakak, pinter, baik, sabar dan solehah,”
“ Aku juga sayang kalian semua, sangat sayang, aku nggak akan kemana-mana, aku akan terus berada disini bersama kalian. Aku akan abadi seperti edelweis dan akan kuat seperti dandelion. Aku akan terus semangat. Aku mau terus melihat tawa kalian, terus merasakan kasih dari kalian,”
Jujur, aku merasa beban ini terlalu berat. Terlalu tiba-tiba. Tapi, aku yakin aku pasti bisa melewatinya.
“ Ya Allah, aku tahu ini takdir yang harus aku jalani, aku terima semua ini dengan ikhlas, maka mudahkanlah semua ini, biarlah aku yang menderita, aku tak mau ada kesedihan pada diri orang-orang yang aku sayang,” Aku berdoa dalam hati.
Aku merasa beruntung dengan apa yang Allah beri padaku. Penyakit ini sungguh tak seberapa sakit, bahkan nyaris tak terasa. Allah mendengar doaku, ia memudahkan segalanya. Ia membuatku sekuat dandelion dan membuatku merasakan kebahagian abadi seabadi edelweis. Ia Maha Adil, dibalik cobaan ini, ia karuniakan banyak hal indah padaku. Bagiku, apa yang aku dapat didunia ini sudah cukup. Sekarang aku hanya harus membahagiakan orang-orang yang aku sayangi selagi aku masih bisa.
“ Ya Allah, aku siap kembali dalam rengkuhan-Mu kapanpun itu. Tapi izinkan aku mengukir kebahagian pada diri mereka yang aku sayang sebelum aku pergi. Izinkan aku menjadi abadi dihati mereka seperti keabadian edelweis dan kuatkan selalu mereka, seperti Engkau menguatkan dandelion. Bagiku, apa yang Engkau beri untukku didunia sudah lebih dari cukup,”
***
Payung Hukum Akselerasi
Meskipun anak2 yang mengikuti program aksel sudah menunjukkan prestasi, tetapi masih saja ada pihak yang ingin aksel dibubarkan. Bahkan ada orang yang mengaku sebagai tim Ahli CI+Bi di Kemendiknas dan dia mendapat gaji sebagai tim Ahli, malah bersemangat untuk mengganti kelas aksel menjadi kelas CI..atau bahan PPDCI
Berikut ini kami sampaikan beberapa aturan perundangan-undangan dan peraturan pemerintah yang menjadi landasan penyelenggaraan program akselerasi .
1. UU No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Pasal 52 : Anak yang memiliki keunggulan diberikan kesempatan dan aksesibilitas untuk memperoleh pendidikan khusus.
2. UU no. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3: “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik……..”
3. UU no. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 5 ayat 4 : “warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak mendapatkan pendidikan khusus”.
4. Framework for Action Salamanca Statement 1994 : The guiding principle of this Framework is that schools should accommodate all children…. This should include disabled and gifted children, street and working children, children from remote of nomadic populations, children from linguistic, ethnic or cultural minorities and children from other disadvantaged or marginalized areas or groups…. The challenge confronting the inclusive school is that of developing a child-centered pedagogy capable of successfully educating all children. (Framework for Action, no. 3, page 6)
5. Permendiknas no. 34/2006 tentang Pembinaan Prestasi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa.
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 70/2009 Tentang Pendidikan Inklusif Bagi Peserta Didik Yang Memiliki Kelainan Dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa
Pasal 1 : “Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya”.
Pasal 5 ayat (1) : “Penerimaan peserta didik berkelainan dan/atau peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa pada satuan pendidikan mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki sekolah”. Sekolah SSN atau RSBI adalah sekolah yang memiliki sumber daya yang memadai untuk menyelenggarakan pendidikan bagai peserta didik didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa dalam bentuk program akselerasi.
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Dan Penyelenggaraan Pendidikan
Pasal 25 (ayat1) : Pemerintah provinsi melakukan pembinaan berkelanjutan kepada peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk mencapai prestasi puncak di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan/atau olahraga pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, dan internasional.
Pasal 127 : Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.
Pasal 134 (ayat 1) : Pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa berfungsi mengembangkan potensi keunggulan peserta didik menjadi prestasi nyata sesuai dengan karakteristik keistimewaannya.
(ayat 2) Pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa bertujuan mengaktualisasikan seluruh potensi keistimewaannya tanpa mengabaikan keseimbangan perkembangan kecerdasan spiritual, intelektual, emosional, sosial, estetik, kinestetik, dan kecerdasan lain.
Pasal 135 (ayat 1) Pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa dapat diselenggarakan pada satuan pendidikan formal TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat.
(ayat 2) Program pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa dapat berupa: a. program percepatan; dan/atau b. program pengayaan.
(ayat 3) Program percepatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan persyaratan: a. peserta didik memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa yang diukur dengan tes psikologi; b. peserta didik memiliki prestasi akademik tinggi dan/atau bakat istimewa di bidang seni dan/atau olahraga; dan c. satuan pendidikan penyelenggara telah atau hampir memenuhi Standar Nasional Pendidikan.
(ayat 4) Program percepatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat dilakukan dengan menerapkan sistem kredit semester sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(ayat 5) Penyelenggaraan program pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilakukan dalam bentuk: a. kelas biasa; b. kelas khusus; atau c. satuan pendidikan khusus.
Pasal 136 : Pemerintah provinsi menyelenggarakan paling sedikit 1 (satu) satuan pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa.
Pasal 137 : Pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa dapat diselenggarakan oleh satuan pendidikan pada jalur pendidikan nonformal.
Pasal 138 : Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan pendidikan khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 129 sampai dengan Pasal 137 diatur dengan Peraturan Menteri
Sumber:
http://asosiasicibinasional.wordpress.com/2011/06/05/payung-hukum-program-akselerasi/
Berikut ini kami sampaikan beberapa aturan perundangan-undangan dan peraturan pemerintah yang menjadi landasan penyelenggaraan program akselerasi .
1. UU No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Pasal 52 : Anak yang memiliki keunggulan diberikan kesempatan dan aksesibilitas untuk memperoleh pendidikan khusus.
2. UU no. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3: “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik……..”
3. UU no. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 5 ayat 4 : “warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak mendapatkan pendidikan khusus”.
4. Framework for Action Salamanca Statement 1994 : The guiding principle of this Framework is that schools should accommodate all children…. This should include disabled and gifted children, street and working children, children from remote of nomadic populations, children from linguistic, ethnic or cultural minorities and children from other disadvantaged or marginalized areas or groups…. The challenge confronting the inclusive school is that of developing a child-centered pedagogy capable of successfully educating all children. (Framework for Action, no. 3, page 6)
5. Permendiknas no. 34/2006 tentang Pembinaan Prestasi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa.
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 70/2009 Tentang Pendidikan Inklusif Bagi Peserta Didik Yang Memiliki Kelainan Dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa
Pasal 1 : “Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya”.
Pasal 5 ayat (1) : “Penerimaan peserta didik berkelainan dan/atau peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa pada satuan pendidikan mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki sekolah”. Sekolah SSN atau RSBI adalah sekolah yang memiliki sumber daya yang memadai untuk menyelenggarakan pendidikan bagai peserta didik didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa dalam bentuk program akselerasi.
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Dan Penyelenggaraan Pendidikan
Pasal 25 (ayat1) : Pemerintah provinsi melakukan pembinaan berkelanjutan kepada peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk mencapai prestasi puncak di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan/atau olahraga pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, dan internasional.
Pasal 127 : Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.
Pasal 134 (ayat 1) : Pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa berfungsi mengembangkan potensi keunggulan peserta didik menjadi prestasi nyata sesuai dengan karakteristik keistimewaannya.
(ayat 2) Pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa bertujuan mengaktualisasikan seluruh potensi keistimewaannya tanpa mengabaikan keseimbangan perkembangan kecerdasan spiritual, intelektual, emosional, sosial, estetik, kinestetik, dan kecerdasan lain.
Pasal 135 (ayat 1) Pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa dapat diselenggarakan pada satuan pendidikan formal TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat.
(ayat 2) Program pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa dapat berupa: a. program percepatan; dan/atau b. program pengayaan.
(ayat 3) Program percepatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan persyaratan: a. peserta didik memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa yang diukur dengan tes psikologi; b. peserta didik memiliki prestasi akademik tinggi dan/atau bakat istimewa di bidang seni dan/atau olahraga; dan c. satuan pendidikan penyelenggara telah atau hampir memenuhi Standar Nasional Pendidikan.
(ayat 4) Program percepatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat dilakukan dengan menerapkan sistem kredit semester sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(ayat 5) Penyelenggaraan program pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilakukan dalam bentuk: a. kelas biasa; b. kelas khusus; atau c. satuan pendidikan khusus.
Pasal 136 : Pemerintah provinsi menyelenggarakan paling sedikit 1 (satu) satuan pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa.
Pasal 137 : Pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa dapat diselenggarakan oleh satuan pendidikan pada jalur pendidikan nonformal.
Pasal 138 : Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan pendidikan khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 129 sampai dengan Pasal 137 diatur dengan Peraturan Menteri
Sumber:
http://asosiasicibinasional.wordpress.com/2011/06/05/payung-hukum-program-akselerasi/
Sejarah Akselerasi
Upaya pemerintah untuk memberikan pelayanan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa telah dilakukan sejak tahun 1974 dalam bentuk kebijakan atau program. Secara historis kebijakan pemerintah tersebut dapat dilihat pada urain berikut
1974
Pemberian beasiswa bagi peserta didik Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang berbakat dan berprestasi tinggi tetapi lemah kemampuan ekonomi keluarganya
1982
Balitbang Dikbud membentuk Kelompok Kerja Pengembangan Pendidikan Anak Berbakat (KKPPAB). Kelompok Kerja ini mewakili unsur-unsur struktural serta unsur-unsur keahlian seperti Balitbang Dikbud, Ditjen Dikdasmen, Ditjen Dikti, Perguruan Tinggi, serta unsur keahlian di bidang sains, matematika, teknologi (elektronika, otomotif, dan pertanian), bahasa, dan humaniora, serta psikologi
1984
Balitbang Dikbud menyelenggarakan perintisan pelayanan pendidikan anak berbakat dari tingkat SD, SMP, SMA di satu daerah perkotaan (Jakarta) dan satu daerah pedesaan (Kabupaten Cianjur). Program pelayanan yang diberikan berupa pengayaan (enrichment) dalam bidang sains (Fisika, kimia, Biologi, dan Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa), matematika, teknologi (elektronika, otomotif, dan pertanian), bahasa (Inggris dan Indonesia), humaniora, serta keterampilan membaca, menulis, dan meneliti.
Pelayanan pendidikan dilakukan di kelas khusus di luar program kelas reguler pada waktu-waktu tertentu.
Perintisan pelayanan pendidikan bagi anak berbakat ini pada tahun 1986 dihentikan seiring dengan pergantian pimpinan dan kebijakan di jajaran Depdikbud.
1989
Di dalam UU no. 2 tahun 1989 tentang Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional pasal 8 ayat 2 dikemukakan bahwa warga negara yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa berhak memperoleh perhatian khusus.
Pasal 24, setiap peserta didik pada satuan pendidikan mempunyai hak-hak sebagai berikut: (1) mendapat perlakuan yang sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya, (5) menyelesaikan program pendidikan lebih awal dari waktu yang telah ditentukan.
1993
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menerbitkan kebijakan tentang Sistem PenyelenggaraanSekolah Unggul (Schools of Excellence) dan membukanya di seluruh provinsi sebagai langkah awal kembali untuk menyediakan program pelayanan khusus bagi peserta didik dengan cara mengembangkan aneka bakat dan kreativitas siswa
1994
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan dokumen tentang “Pengembangan Sekolah Plus” yang menjadi naskah induk tentang “Sistem Penyelenggaraan Sekolah Menengah Umum Unggul”.
1998/1999
Dua sekolah swasta di DKI Jakarta dan satu sekolah swasta di Jawa Barat melakukan ujicoba pelayanan pendidikan bagi anak berpotensi kecerdasan dan bakat istimewa dalam bentuk program percepatan belajar (akselerasi), yang mendapat arahan dari Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah
2000
Program percepaan belajar dicanangkan oleh Menteri Pendidikan Nasional pada Rakernas Depdiknas menjadi Program Pendidikan Nasional.
Pada kesempatan tersebut Mendiknas melalui Dirjen Dikdasmen menyampaikan Surat Keputusan (SK) Penetepan Sekolah Penyelenggara Program Percepatan Belajar kepada 11 sekolah terdiri dari 1 SD, 5 SMP dan 5 SMA di DKI Jakarta dan Jawa Barat.
2001/2002
Diputuskan penetapan kebijakan diseminasi program percepatan belajar pada beberapa sekolah di beberapa provinsi di Indonesia
2003
UU no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 5 ayat (4) menyebutkan warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus.
Pasal 32 ayat (1) Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik,emosional, mental, sosial,dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.
2006
Diterbitkan Permendiknas no. 34/2006 tentang Pembinaan Prestasi Peserta Didik yang memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa.
2009
diterbItkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 70/2009 Tentang Pendidikan Inklusif Bagi Peserta Didik Yang Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa
Pasal 1 : “Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya”.
Pasal 5 ayat (1) : “Penerimaan peserta didik berkelainan dan/atau peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa pada satuan pendidikan mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki sekolah”. Sekolah SSN atau RSBI adalah sekolah yang memiliki sumber daya yang memadai untuk menyelenggarakan pendidikan bagai peserta didik didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa dalam bentuk program akselerasi.
2010
diterbitkan Peraturan Pemerintah no. 17/2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
Pasal 134
(1) Pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa berfungsi mengembangkan potensi keunggulan peserta didik menjadi prestasi nyata sesuai dengan karakteristik keistimewaannya.
(2) Pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa bertujuan mengaktualisasikan seluruh potensi keistimewaannya tanpa mengabaikan keseimbangan perkembangan kecerdasan spiritual, intelektual, emosional, sosial, estetik, kinestetik, dan kecerdasan lain.
Pasal 135
(1) Pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa dapat diselenggarakan pada satuan pendidikan formal TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat.
(2) Program pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa dapat berupa:
a. program percepatan; dan/atau
b. program pengayaan.
(3) Program percepatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan persyaratan:
1. peserta didik memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa yang diukur dengan tes psikologi;
2. peserta didik memiliki prestasi akademik tinggi dan/atau bakat istimewa di bidang seni dan/atau olahraga; dan
3. satuan pendidikan penyelenggara telah atau hampir memenuhi Standar Nasional Pendidikan.
(4) Program percepatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat dilakukan dengan menerapkan sistem kredit semester sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(5) Penyelenggaraan program pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilakukan dalam bentuk:
a. kelas biasa;
b. kelas khusus; atau
c. satuan pendidikan khusus.
Pasal 136
Pemerintah provinsi menyelenggarakan paling sedikit 1 (satu) satuan pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa.
Sumber:
http://asosiasicibinasional.wordpress.com/2011/08/13/sejarah-program-akselerasi-di-indonesia/
1974
Pemberian beasiswa bagi peserta didik Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang berbakat dan berprestasi tinggi tetapi lemah kemampuan ekonomi keluarganya
1982
Balitbang Dikbud membentuk Kelompok Kerja Pengembangan Pendidikan Anak Berbakat (KKPPAB). Kelompok Kerja ini mewakili unsur-unsur struktural serta unsur-unsur keahlian seperti Balitbang Dikbud, Ditjen Dikdasmen, Ditjen Dikti, Perguruan Tinggi, serta unsur keahlian di bidang sains, matematika, teknologi (elektronika, otomotif, dan pertanian), bahasa, dan humaniora, serta psikologi
1984
Balitbang Dikbud menyelenggarakan perintisan pelayanan pendidikan anak berbakat dari tingkat SD, SMP, SMA di satu daerah perkotaan (Jakarta) dan satu daerah pedesaan (Kabupaten Cianjur). Program pelayanan yang diberikan berupa pengayaan (enrichment) dalam bidang sains (Fisika, kimia, Biologi, dan Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa), matematika, teknologi (elektronika, otomotif, dan pertanian), bahasa (Inggris dan Indonesia), humaniora, serta keterampilan membaca, menulis, dan meneliti.
Pelayanan pendidikan dilakukan di kelas khusus di luar program kelas reguler pada waktu-waktu tertentu.
Perintisan pelayanan pendidikan bagi anak berbakat ini pada tahun 1986 dihentikan seiring dengan pergantian pimpinan dan kebijakan di jajaran Depdikbud.
1989
Di dalam UU no. 2 tahun 1989 tentang Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional pasal 8 ayat 2 dikemukakan bahwa warga negara yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa berhak memperoleh perhatian khusus.
Pasal 24, setiap peserta didik pada satuan pendidikan mempunyai hak-hak sebagai berikut: (1) mendapat perlakuan yang sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya, (5) menyelesaikan program pendidikan lebih awal dari waktu yang telah ditentukan.
1993
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menerbitkan kebijakan tentang Sistem PenyelenggaraanSekolah Unggul (Schools of Excellence) dan membukanya di seluruh provinsi sebagai langkah awal kembali untuk menyediakan program pelayanan khusus bagi peserta didik dengan cara mengembangkan aneka bakat dan kreativitas siswa
1994
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan dokumen tentang “Pengembangan Sekolah Plus” yang menjadi naskah induk tentang “Sistem Penyelenggaraan Sekolah Menengah Umum Unggul”.
1998/1999
Dua sekolah swasta di DKI Jakarta dan satu sekolah swasta di Jawa Barat melakukan ujicoba pelayanan pendidikan bagi anak berpotensi kecerdasan dan bakat istimewa dalam bentuk program percepatan belajar (akselerasi), yang mendapat arahan dari Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah
2000
Program percepaan belajar dicanangkan oleh Menteri Pendidikan Nasional pada Rakernas Depdiknas menjadi Program Pendidikan Nasional.
Pada kesempatan tersebut Mendiknas melalui Dirjen Dikdasmen menyampaikan Surat Keputusan (SK) Penetepan Sekolah Penyelenggara Program Percepatan Belajar kepada 11 sekolah terdiri dari 1 SD, 5 SMP dan 5 SMA di DKI Jakarta dan Jawa Barat.
2001/2002
Diputuskan penetapan kebijakan diseminasi program percepatan belajar pada beberapa sekolah di beberapa provinsi di Indonesia
2003
UU no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 5 ayat (4) menyebutkan warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus.
Pasal 32 ayat (1) Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik,emosional, mental, sosial,dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.
2006
Diterbitkan Permendiknas no. 34/2006 tentang Pembinaan Prestasi Peserta Didik yang memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa.
2009
diterbItkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 70/2009 Tentang Pendidikan Inklusif Bagi Peserta Didik Yang Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa
Pasal 1 : “Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya”.
Pasal 5 ayat (1) : “Penerimaan peserta didik berkelainan dan/atau peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa pada satuan pendidikan mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki sekolah”. Sekolah SSN atau RSBI adalah sekolah yang memiliki sumber daya yang memadai untuk menyelenggarakan pendidikan bagai peserta didik didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa dalam bentuk program akselerasi.
2010
diterbitkan Peraturan Pemerintah no. 17/2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
Pasal 134
(1) Pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa berfungsi mengembangkan potensi keunggulan peserta didik menjadi prestasi nyata sesuai dengan karakteristik keistimewaannya.
(2) Pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa bertujuan mengaktualisasikan seluruh potensi keistimewaannya tanpa mengabaikan keseimbangan perkembangan kecerdasan spiritual, intelektual, emosional, sosial, estetik, kinestetik, dan kecerdasan lain.
Pasal 135
(1) Pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa dapat diselenggarakan pada satuan pendidikan formal TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat.
(2) Program pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa dapat berupa:
a. program percepatan; dan/atau
b. program pengayaan.
(3) Program percepatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan persyaratan:
1. peserta didik memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa yang diukur dengan tes psikologi;
2. peserta didik memiliki prestasi akademik tinggi dan/atau bakat istimewa di bidang seni dan/atau olahraga; dan
3. satuan pendidikan penyelenggara telah atau hampir memenuhi Standar Nasional Pendidikan.
(4) Program percepatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat dilakukan dengan menerapkan sistem kredit semester sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(5) Penyelenggaraan program pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilakukan dalam bentuk:
a. kelas biasa;
b. kelas khusus; atau
c. satuan pendidikan khusus.
Pasal 136
Pemerintah provinsi menyelenggarakan paling sedikit 1 (satu) satuan pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa.
Sumber:
http://asosiasicibinasional.wordpress.com/2011/08/13/sejarah-program-akselerasi-di-indonesia/
Kamis, 08 Desember 2011
Sepiring Anggur *copas judul pembukaannya DHPB*
Hmmm *apa yah?*
Disini saya mau ngucapin makasih banyak buat orang tua saya, buat keluarga besar yang udah ngedukung saya, buat teman-teman, buat para fans saya, makasih, LOVE YOU ALL!! #BRAAKK!!! *digampar orang belakang* " Lo kata ini ajang Crazy Award? " Kata orang yang nimpuk aku.
Ok namaku Afrida Eko Puteri. Nama tengahku itu nama ayahku yang paling baiiiik sedunia *bukan Udin sedunia*. Biasanya sih aku dipanggil Afrida, Afrid, Frida, Emprit, Frido, Dhieda *klo anak kecil dan masih cadel suka aku suruh manggil pake Dhieda padahal tulisannya alay* deelel tergantung moodnya yang manggil. Panggilanku itu punya history semua lho (ngga penting, tapi ngga apa-apa deh crita,buat banyak-banyak). Afrida emang nama depanku jadi banyak yang manggil itu. Afrid sama Frida itu gara-gara kepanjangan kalo bilang Afrida *bedanya cuma ngilangin A depan sama belakang #sedih). Kalo Emprit itu panggilan salah satu anak kelasku ke aku gara-gara aku ribut terus tapi badannya kecil #penghinaan besar deh. Nah terakhir (paling akhir udah aku ceritain) Frido itu gara-gara apa juga aku ngga tau (bagi yang tau kasih tau ya!!!). Aku anak pertama, punya 1 ayah, 1 ibu, dan 1 ekor adik. Pas aku bikin ini Blog sih aku masih 16 tahun 8 bulan, statusnya pelajar SMA kelas XII. Hobbiku nulis, baca novel, makan, tidur, dan males kalo suruh belajar dan cita-cita aku jadi PSIKOLOG *padahal UN didepan mata* "and I'm just another girls" #malah nyanyi (2ne1_lonely) padahal maksudnya mau bilang "and I'm just ordinary girl" :).
OK anak-anak tugas mengarangnya dikumpulkan, nanti yang bagus ibu kasih bintang (?) #GARING
Disini saya mau ngucapin makasih banyak buat orang tua saya, buat keluarga besar yang udah ngedukung saya, buat teman-teman, buat para fans saya, makasih, LOVE YOU ALL!! #BRAAKK!!! *digampar orang belakang* " Lo kata ini ajang Crazy Award? " Kata orang yang nimpuk aku.
Ok namaku Afrida Eko Puteri. Nama tengahku itu nama ayahku yang paling baiiiik sedunia *bukan Udin sedunia*. Biasanya sih aku dipanggil Afrida, Afrid, Frida, Emprit, Frido, Dhieda *klo anak kecil dan masih cadel suka aku suruh manggil pake Dhieda padahal tulisannya alay* deelel tergantung moodnya yang manggil. Panggilanku itu punya history semua lho (ngga penting, tapi ngga apa-apa deh crita,buat banyak-banyak). Afrida emang nama depanku jadi banyak yang manggil itu. Afrid sama Frida itu gara-gara kepanjangan kalo bilang Afrida *bedanya cuma ngilangin A depan sama belakang #sedih). Kalo Emprit itu panggilan salah satu anak kelasku ke aku gara-gara aku ribut terus tapi badannya kecil #penghinaan besar deh. Nah terakhir (paling akhir udah aku ceritain) Frido itu gara-gara apa juga aku ngga tau (bagi yang tau kasih tau ya!!!). Aku anak pertama, punya 1 ayah, 1 ibu, dan 1 ekor adik. Pas aku bikin ini Blog sih aku masih 16 tahun 8 bulan, statusnya pelajar SMA kelas XII. Hobbiku nulis, baca novel, makan, tidur, dan males kalo suruh belajar dan cita-cita aku jadi PSIKOLOG *padahal UN didepan mata* "and I'm just another girls" #malah nyanyi (2ne1_lonely) padahal maksudnya mau bilang "and I'm just ordinary girl" :).
OK anak-anak tugas mengarangnya dikumpulkan, nanti yang bagus ibu kasih bintang (?) #GARING